SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Apa ya sifat koligatif itu? Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tap tergantung pada jumlah / konsentrasi-nya. Sifat koligatif berbeda
dengan sifat-sifat larutan yang telah sobat pelajari sebelumnya, seperti daya
hantar listrik, asam basa, dan kesetimbangan ion-ion dalam larutan yang
bergantung pada jenis zat terlarut.
Penerapan dari sifat koligatif
dalam kehidupan sehari-hari diantaranya, pedagang es menaburkan garam dapur (NaCl)
di tempat penyimpanan es, atau garam NaCl dan CaCl2 ditaburkan
ke jalanan yang bersalju ketika musim dingin. Kedua hal tersebut berkaitan
dengan bab yang akan kita pelajari sekarang.
Sifat koligatif larutan terbagi 2 :
1. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit (ada faktor Van’t Hoff berlambang “i”)
2. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
1. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit (ada faktor Van’t Hoff berlambang “i”)
2. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
Sifat Koligatif Larutan meliputi:
1.
Penurunanan tekanan uap (ΔP)
2.
Kenaikan titik didih (ΔTb)
3.
Penurunanan titik beku (ΔTf)
4.
Tekanan osmotik (π )
Kemolalan / molalitas adalah suatu
besaran konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol (n) zat terlarut
dalam 1000 gram (1 Kg) pelarut. Sehingga kemolalan dinyatakan dalam mol Kg-1
Fraksi mol
Fraksi
mol adalah
suatu besaran konsentrasi larutan yang menyatakan perbandingan jumlah zat
terlarut dalam jumlah mol larutan. Jika jumlah mol mol zat pelarut adalah nA
dan jumlaj mol zat terlarut adalah nB maka persamaan fraksi
molnya sbb:
Rumus fraksi mol :
Contoh soal
Hitung fraksi mol dari
larutan urea 30 % Mr urea = 60 Mr air =
18
PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Untuk
mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M.
Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan
tekanan uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah
zat terlarut yang tidak mudah menguap, apa yang akan terjadi?
Gambar Partikel-partikel Pelarut Murni dan Larutan
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa jumlah
partikel pelarut pada pelarut murni (Gambar A) di permukaan lebih banyak
dibandingkan pada larutan (Gambar B). Partikel-partikel pada larutan lebih
tidak teratur dibandingkan partikel-partikel
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh. Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
Bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah
partikel? Menurut Raoult, besarnya tekanan uap pelarut di atas suatu larutan
(P) sama dengan hasil kali tekanan uap pelarut murni (P0) dengan
fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xp).
P = Xp . P0
Persamaan di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum
Raoult hanya berlaku pada larutan ideal dan larutan tersebut merupakan larutan
encer tetapi pada larutan encer yang tidak mempunyai interaksi kimia di antara
komponen-komponennya, hukum Raoult berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya
penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (xt)
dan tekanan uap pelarut murni (P0). Pernyataan ini secara matematis
dapat dituliskan seperti berikut.
ΔP = Xt
. Po
ΔP = Po
. Xt
ΔP = Po
– P
Keterangan:
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol zat pelarut
Xt = fraksi mol zat terlarut
Xp = fraksi mol zat pelarut
Contoh Soal 1
Fraksi mol urea dalam air adalah 0,5. Tekanan uap air pada 20°C adalah 17,5 mmHg. Berapakah tekanan uap jenuh larutan tersebut pada suhu tersebut?
Pembahasan
Xt
= 0,5
P0 = 17,5 mmHg
P0 = 17,5 mmHg
Maka
Contoh Soal 2
Pada temperatur 100 oC , tekanan uap jenuh air adalah 72 cmHg. Tentukanlah tekanan uap jenuh larutan urea (CO(NH2)2), yang mempunyai kadar 40 %! (Mr CO(NH2)2 = 60 dan Mr H2O = 18) dan penurunan tekanan uap larutan.
Pembahasan
maka
P = Po . Xp
P = 72 cmHg x 0,8
= 60 cmHg.
(Hasil ini membuktikan bahwa tekanan uap larutan non
elektrolit lebih kecil dari tekanan uap pelarutnya).
ΔP = Po – P
= 72 cmhg –
60 cmHg
= 12 cmHg
Contoh Soal 3
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45
gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air !
Pembahasan
tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
Contoh Soal 4
Sebanyak 45 gram senyawa organik X dilarutkan dalam
135 gram air, ternyata dapat menurunkan tekanan uap air dari 720 mmhg menjadi
675 mmhg. Maka massa molekul realtif senyawa X adalah....
A.
180
B.
135
C.
90
D.
72
E.
45
Pembahasan
Contoh Soal 5
Penurunan tekanan uap jenuh larutan berbanding lurus dengan....
A.
Molaritas larutan
B.
Molalitas larutan
C.
Fraksi mol pelarut
D.
Fraksi mol larutan
E.
Normalitas larutan
Pembahasan
ΔP = Po. Xt
ΔP berbanding
lurus dengan fraksi mol larutan. Jawaban D
Contoh soal 6
Tekanan uap jenuh air pada suhu 1000C adalah
76 cmHg. Jika 18 g glukosa Mr 180 dilarutkan dalam 90 gram air Mr 18, maka suhu
tersebut tekanan larutannya adalah.....
A.
745,1 mmHg
B.
754,1 mmHg
C.
759,2 mmHg
D.
772,5 mmHg
E.
775,2 mmHg
Pembahasan
KENAIKAN TITIK DIDIH (ΔTb)
Pendidihan terjadi karena panas meningkatkan gerakan atau energi kinetik, dari molekul yang menyebabkan cairan berada pada titik di mana cairan itu menguap, tidak peduli berada di permukaan teratas atau di bagian terdalam cairan tersebut. Apabila sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang tinggi pada suhu tertentu, maka molekul-molekul yang berada dalam larutan tersebut mudah untuk melepaskan diri dari permukaan larutan. Atau dapat dikatakan pada suhu yang sama sebuah larutan mempunyai tekanan uap yang rendah, maka molekulmolekul dalam larutan tersebut tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari larutan. Jadi larutan dengan tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu tertentu akan memiliki titik didih yang lebih rendah.
Cairan akan mendidih ketika tekanan uapnya menjadi sama
dengan tekanan udara luar. Titik didih cairan pada tekanan udara 760 mmHg
disebut titik didih standar atau titik didih normal. Jadi yang dimaksud dengan titik
didih adalah suhu
pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan
pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi ataupun
lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut
tersebut menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut
disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ).
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
ΔTb = Tblar - Tbpel
Menurut hukum Raoult,
besarnya kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari
molalitas larutan (m) dengan kenaikan titik didih molal (Kb). Oleh karena itu,
kenaikan titik didih dapat dirumuskan seperti berikut.
Contoh soal 1.
Natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan dalam 500 gram
air. Hitung titik didih larutan tersebut! (Kb air = 0,52 °Cm-1, Ar Na = 23, Ar
O = 16, Ar H = 1)
Pembahasan:
Larutan NaOH adalah
Larutan elektrolit ada vaktor i
m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb …?
Jawab :
m = 1,6 gram
p = 500 gram
Kb = 0,52 °Cm-1
Ditanya : Tb …?
Jawab :
Contoh Soal 2
Apabila
kedalam 500 gram air dilarutkan 30 gram urea (Mr = 60) dan diketahui Kb air
adalah 0,513 oC/m.
Tentukan:
a. Kenaikan
titik didih larutan urea
b. titik
didih larutan urea, bila air mendidih pada suhu 100 oC
Pembahasan
Jawaban soal 2 a
Urea larutan
non elektrolit maka tidak ada faktor i
Contoh Soal 3
Sebanyak 15
gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 500 gram etanol. Jika diketahui Kb etanol
adalah 1,19 oC/m dan
titik didih etanol 78,4 oC/m,
maka tentukan titik didih larutan urea dalam etanol!
Pembahasan
Urea larutan
non elektrolit maka tidak ada faktor i
Contoh Soal 4
18 gram
glukosa Mr 180 dilarutkan dalam 500 ram air. Jika Kb air = 0,52 maka kenaikan
titik didih larutan tersebut adalah....
A.
0,052
B.
0,104
C.
0,156
D.
0,208
E.
0,260
Pembahasan
Contoh soal 5
Sebanyak
11,1 gram CaCl2 dilarutkan dalam 200 gram air. Bila Kb air = 0,52
maka titik didih larutan yang dihasilkan adalah...Ar Ca = 40 Cl = 35,5
A.
101,56 0C
B.
101,04 0C
C.
100,78 0C
D.
100,260C
E.
1,04 0C
Pembahasan
Karena CaCl2
larutan elektrolit maka berlaku
Dan karena
tidak diketahui harga alfa maka i = n = 3
Contoh Soal 6
Suatu
larutan glukosa Mr 180 dalam 100 gram air Kb air = 0,52 mendidih pada 100,52 0C
berat glukosa yang dilarutkan
adalah....jika diketahui titik beku larutannya sbb:
Larutan
|
Molaritas
|
Titik
Beku
|
NaCl
|
0,1
|
-0,372
|
NaCl
|
0,2
|
-0,744
|
CO(NH2)2
|
0,1
|
-0,186
|
CO(NH2)2
|
0,2
|
-0,372
|
C6H12O6
|
0,1
|
-0,186
|
A. 6
gram
B. 12
gram
C. 18
gram
D. 24
gram
E. 30
gram
Pembahasan
PENURUNAN TITIK BEKU (ΔTf)
Adanya zat terlarut dalam larutan akan
mengakibatkan titik beku larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya.
Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut
Penurunan
titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat pelarut
dan mempunyai harga tetap dinamakan penurunan
titik beku (Kf).
Hubungan
antara titik beku larutan dengan molalitas larutan dirumuskan sebagai berikut.
Contoh soal 1
Tentukan titik didih dan titik beku larutan glukosa
(C6H12O6) 18 gram dalam 10 gram air. (Kf air =
1,86 °C/m)
Pembahasan
Larutan glukosa bukan larutan elektrolit maka tidak
berlaku faktor i
Contoh soal 2:
Sebanyak
34,2 gram sukrosa (Mr = 342) dilarutkan dalam 500 gram air. Jika Kf air = 1,86 oC/m. Tentukan:
a. Penurunan
titik beku larutan sukrosa
b. Titik
beku larutan sukrosa jika titik beku air adalah 0 oC
Pembahasan
Contoh soal 2:
Diketahui
titik didih larutan urea = 100,513 oC,
Kb air = 0,513 oC/m,
Kf air = 1,86 oC/m,
titik didih air = 100 oC.
Tentukan titik beku larutan!
Jawab:
Contoh soal 3
Sebanyak 4 gram NaOH Mr 40
dilarutkan dalam 750 gram air. Jika derajat ionisasi larutan NaOH 75% dan Kf
air 1,86, maka penurunan titik beku larutan NaOH adalah....
A.
- 0,45 0C
B.
– 0,25 0C
C.
0,25 0C
D.
0,45 0C
E.
0,75 0C
Pembahasan
Karena NaOH larutan
elektrolit maka berlaku persamaan:
NaOH ..................n=2
Contoh Soal 4
Manakah dari larutan berikut ini yang mempunyai titik beku paling tinggi?
A.
CuSO4 0,2 M
B.
Mg(N)3 0,2 M
C.
Glukosa 0,8 M
D.
Na2CO3
0,3 M
E.
CH3COOH 0,8 M
Pembahasan
Molaritas sebanding dengan mol, sehingga
∆Tf CuSO4 =
0,2 . i = 0,2 . 2 = 0,4
Mg(N)3 0,2 M = 0,2 . i = 0,2 . 4 = 0,8
Glukosa 0,8 M = 0,8
Na2CO3
0,3 M = 0,8 . i = 0,3 . 3 = 0,9
CH3COOH
0,8 M = 0,8 . i = 0,8 . 2 = 1,6
Contoh Soal 5
Sebanyak 45 gram senyawa
dengan rumus molekul (H2CO)x dilarutkan dalam 500 gram
air ( Kf = 1,86 der/m) . jika titik beku senyawa ini – 0,93 0C dan
Ar C = 12 H = 1 O = 16 maka harga x adalah...
A.
12
B.
10
C.
8
D.
6
E.
4
Pembahasan
Contoh Soal 5
Suatu
senyawa organik sebanyak 20,5 gram dilarutkan dalam 250 gram air, ternyata
membeku pada suhu -0,93 0C . bila Kf air 1,860C/m, maka
Mr senyawa tersebut adalah....
A. 328
B. 164
C. 82
D. 61
E. 41
Contoh Soal 6
Titik beku suatu larutan
yang mengandung 10 gram zat Y (non elektrolit) dalam 500 gram air ialah -0,465 0C.
jika diketahui tetapan penurunan titik beku molal dari air adalah 1,86,
berapakah massa molekul relatif Y?
A.
40
B.
50
C.
60
D.
70
E.
80
pembahasan
Contoh Soal 7
Supaya
air sebanyak 1 ton membeku pada suhu -5 0C ke dalamnya harus dilarutkan garam dapur yang
jumlahnya tidak boleh kurang dari......(Kf = 1,86 Mr NaCl = 58,5)
A. 13,4
kg
B. 26,9
kg
C. 58,8
kg
D. 78,6
kg
E. 152,2
kg
Contoh Soal 8
Ketika
komponen A ditambah komponen B ternyata diperoleh sistem homogen yang memiliki
fasa sama dengan fasa A, maka....
1. Sistem
adalah larutan
2. Titik
didih A > titik didih sistem
3. B
adalah zat terlarut
4. Titik
beku sistem > titik beku A
Pembahasan
Sistem
homogen = larutan www.belajarkimiapintar.com
A
adalah air (Tb air = 1000C)
Tb
sistem = 100 + ∆Tb
Tb
sistem > titik didih A
Jawaban
yang tepat 1 dan 3 maka jawaban B
Contoh Soal 8
Larutan
NaCl 0,4 m membeku pada suhu -1,488 0C . jika harga Kf 1,86. Maka
derajat ionisasi larutan elektrolit tersebut adalah....
A. 0,02
B. 0,05
C. 0,50
D. 0,88
E. 1,00
TEKANAN OSMOTIK (π
)
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Jadi Osmosis adalah peristiwa mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan secara spontan melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat pelarut dari larutan yang lebih encer kelarutan yang lebih pekat. Proses osmosis terdapat kecenderungan untuk menyetimbangkan konsentrasi antara dua larutan yang saling berhubungan melalui membran.
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif
karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut. J.H. Vant
Hoff menemukan hubungan antara tekanan osmotik larutan-larutan encer dengan
persamaan gas ideal, yang dituliskan seperti berikut:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = π, maka
Karena tekanan osmotik = π, maka
π = n/V
R T = M R T untuk larutan non elektrolit
π = n/V
R T = M R T i untuk larutan elektrolit
dimana :
(π ) = tekanan osmotik (atmosfer)
M = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut
(π ) = tekanan osmotik (atmosfer)
M = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut
larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut
larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh Soal 1
Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila kemolaran cairan tersebut 0,3 molar pada suhu tubuh 37 °C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Seorang pasien memerlukan larutan infus glukosa. Bila kemolaran cairan tersebut 0,3 molar pada suhu tubuh 37 °C, tentukan tekanan osmotiknya! (R = 0,082 L atm mol-1K-1)
Penyelesaian:
Diketahui :
Diketahui :
M = 0,3 mol L–1
T = 37 °C + 273 = 310 K
R = 0,082 L atm mol-1K-1
Ditanya : π …?
Jawab :
T = 37 °C + 273 = 310 K
R = 0,082 L atm mol-1K-1
Ditanya : π …?
Jawab :
π = MRT
= 0,3 mol L-1 × 0,082 L atm mol-1K-1
× 310 K
= 7,626
= 7,626
Contoh Soal 2
Jika kita mempunyai larutan berikut ini:
a.
100 ml sukrosa 0,02 M
b.
100 ml Na2SO4 0,01 M
c.
100 ml KCl 0,02 M
d.
100 ml CaCl2 0,02 M
e.
100 ml urea 0,03 M
Maka larutan yang isotonik adalah.....
A.
a dan b
B.
a dan c
C.
b dan c
D.
b dan e
E.
b dan d
Pembahasan
a.
π = MRT
= 0,02 RT
b.
π = MRTi
= 0,01 RT. 3 = 0,03 RT
c.
π = MRTi = 0,02 RT . 2 = 0,04 RT
d.
π = MRTi
= 0,02 RT. 3 = 0,06 RT
e.
π = MRT
= 0,03 RT
isotonik/yang sama adalah b dan e www.belajarkimiapintar.com
ontoh Soal 3
Suatu larutan non elektrolit X sebanyak 0,36 gram
dalam 200 ml larutan ternyata mempunyai tekanan osmotik 0,246 atm pada suhu 270C
maka Mr X adalah.....
A.
60
B.
120
C.
180
D.
240
E.
300
Contoh Soal 4
Dalam 250 ml larutan terdapat 24 gram zat X yang nonelektrolit.
Pada temperatur 270C tekanan osmotik larutan 32,8 atm, maka massa
molekul realtif zat tersebut adalah...
A.
36
B.
48
C.
72
D.
96
E.
144
Contoh Soal 5
Larutan yang memiliki tekann osmotik terbesar adalah....
A.
Fe2(SO)3 0,1 M
B.
AlCl3 0,2 M
C.
MgSO4 0,2 M
D.
Urea 0,5 M
E.
Glukosa 0,4 M
Pembahasan
A.
π = MRT
.i
= 0,1 RT. 5
= 0,5 RT
B.
π = MRT
.i
= 0,2 RT . 4
= 0,8 RT
C.
π = MRT
.i www.belajarkimiapintar.com
= 0,2 RT . 2
= 0,4 RT
D.
π = MRT
= 0,5 RT
E.
π = MRT
= 0,4 RT jawaban B
Penggunaan Sifat
Koligatif Larutan
Siafat koligatif larutan dimanfaatkan untuk berbagai ilmu
pengetahuan, kehidupan sehari-hari, dan industri. Misalkan
1.
Membuat campuran pendingin
2.
Cairan antibeku
3.
Pencairan salju dijalan raya
4.
Menentukan massa molekul relatif Mr
5.
Membuat cairan infus
6.
Desalinasi air laut
1. Membuat
cairan pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang
memiliki titik beku jauh dibawah 00 C. Cairan pendingin digunakan
pada pabik es, membuat es puter. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan
berbagai jenis garam ke dalam air.
Pada es puter dibuat dengan mencampurkan
garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu
2.
Antibeku
Adalah zat yang
ditambahkan ke dalam cairan untuk menurunkan titik bekunya.
Misal dalam pesawat
terbang atau motor. Antibeku yang digunakan dalam kendaraan bermotor berupa
etilen glikol. Selain menurunkan titik beku, juga menaikkan titik didih,
sehingga mengurangi penguapan.
3.
Pencairan Salju
Prinsip dasar dari
proses ini berdasarkan penurunan titik beku. Untuk membersih salju dijalan
digunakan garam dapur atau urea
Kenapa garam dapat melelehkan salju?
Penambahan garam dapur akan menyebabkan
titik beku air turun di bawah 0°C. Hal ini sesuai dengan salah satu sifat
koligatif larutan, dimana jika kadar zat terlarut (dalam hal ini garam) dalam
larutan (larutan garam-air) bertambah, larutan menjadi lebih sulit membeku.
Untuk dapat membeku, jarak antarmolekul dalam suatu substansi harus
dirapatkan hingga tidak dimungkinkan adanya perpindahan tempat dari
molekul-molekul tersebut. Semakin dingin suhu, pergerakan molekul makin
berkurang sehingga kemungkinan molekul menjadi rapat satu sama lain semakin
besar.
Adanya partikel-partikel zat terlarut (garam) akan mengakibatkan proses
pergerakan molekul-molekul pelarut (air) terhalang. Akibatnya, untuk dapat
lebih mendekatkan jarak antarmolekul sejenis diperlukan suhu yang lebih rendah
dari normal. Jadi, titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku
pelarut murninya (air).
Air murni akan membeku pada suhu 0°C, sehingga bila suhu udara mencapai
0°C, air hujan akan berubah menjadi salju. Misalnya dengan penambahan sejumlah
garam titik beku air menjadi -2°C, maka pada suhu lingkungan 0°C salju yang ada
di jalanan akan segera mencair.
4.
Penentuan Mr
5.
Cairan Fisiologis
Cairan infus dan
berbagai cairan fisiologis lainnya seperti obat tetes mata, harus isotonis
dengan cairan tubuh kita, sehingga konsentrasinya harus disesuaikan.
Cairan Isotonik.
Adalah cairan infuse yang osmolaritas
(tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien
yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan),
khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya
adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis
(NaCl 0,9%).
6.
Desalinasi Air Laut
Salah
satu cara untuk mendapatkan sumber air yang layak untuk keperluan hidup
sehari-hari adalah dengan mengolah air laut menjadi air tawar. Proses
pengolahan air laut menjadi air tawar lebih dikenal dengan istilah Desalinasi.
Yaitu mengurangi kadar garam yang terkandung pada air laut sampai pada level
tertentu sehingga air laut tersebut layak untuk dipergunakan seperti halnya air
tawar. Sebagaimana diketahui, air laut adalah sumber air terbesar di muka bumi
sementara air tawar yang tersedia dianggap akan semakin berkurang seiring
berkembangnya populasi manusia.
Ukuran yang biasa digunakan untuk menentukan tinggi-rendahnya kadar
garam dalam air laut adalah ppm
(part per million) dan
digolongkan dalam 3 bagian yaitu:
1. Air laut berkadar garam rendah: 1000 ppm < air laut < 3000 ppm
2. Air laut berkadar garam sedang: 3000 ppm < air laut < 10.000 ppm
3. Air laut berkadar garam tinggi: 10.000 ppm < air laut < 35.000 ppm
Sedang air laut yang berkadar garam dibawah 1000 ppm dikategorikan sebagai air tawar (fresh water) yang layak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi kadar garam dalam air laut akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan untuk mengolah air laut menjadi air tawar.
1. Air laut berkadar garam rendah: 1000 ppm < air laut < 3000 ppm
2. Air laut berkadar garam sedang: 3000 ppm < air laut < 10.000 ppm
3. Air laut berkadar garam tinggi: 10.000 ppm < air laut < 35.000 ppm
Sedang air laut yang berkadar garam dibawah 1000 ppm dikategorikan sebagai air tawar (fresh water) yang layak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi kadar garam dalam air laut akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan untuk mengolah air laut menjadi air tawar.
Baca Juga Artikel Terkait Sifat Koligatif Larutan
Koligatif Larutan
Redoks dan Elektrolisis
Senyawa Hidrokarbon & Minyak Bumi
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon